Tweet |
Mesjid, merupakan tempat
beribadah umat Islam. Pada umumnya masjid banyak memiliki tipologi
bangunan yang khas. Masyarakat memahami arsitektur masjid sebagai
bangunan berkubah atau berjoglo dengan aturan-aturan tertentu yang
berkembang di masyarakat.
Meskipun sebenarnya arsitektur masjid didefinisikan melalui penataan
ruang akibat adanya aktivitas sholat, image tentang sebuah masjid memang
telah melekat dalam masyarakat dalam bentuk bangunan bertipe tertentu.
Masjid banyak diorientasikan untuk mengemban vocabulary arsitektur dari
daerah Timur Tengah. Hal ini tidak mengherankan, karena pusat peradaban
Islam berasal dari Timur Tengah.
Simbol-simbol pada bangunan memiliki makna yang dapat terbawa oleh
seseorang yang menggunakan bangunan tersebut. Masjid juga memiliki
kekhasan unsur yang mewakili simbolisme sebuah masjid. Juga,masjid
biasanya memiliki arti yang besar dalam kehidupan sebagian besar
masyarakat sehingga simbolisme boleh jadi merupakan hal terpenting untuk
diperhatikan dalam proses perancangan.
Di banyak tempat, masjid memiliki peran untuk menjadi icon sebuah
wilayah. Karena itu, masjid-masjid yang dibangun dengan kubah emas,
selain sebagai tempat beribadah, juga berperan sebagai sebuah ‘tengaran’
untuk menjadi simbol dan icon dari sebuah wilayah. Selain itu berperan
pula sebagai ‘magnet’ yang menarik masyarakat untuk berkunjung.
Di
Dunia ini, setidaknya ada 6 masjid yang memiliki kubah berlapis emas.
Salah satu diantaranya berada di Indonesia.
Mesjid
Qubbah As Sakhrah di Jerusalem, Palestina
.
Masjid Qubbah As Sakhrah atau yang dikenal dengan Dome of The Rock,
merupakan salah satu masjid berkubah emas yang dibangun sekitar tahun
690 M oleh Abdul Malik bin Marwan, salah satu raja dalam bani Umayyah.
Masjid yang terletak di Jerusalem, Palestina ini memiliki bangunan unik
dan khas yang dilandasi nilai-nilai artistik serta theologis murni
islam. Bangunan itu tidak terpengaruh sedikitpun oleh nilai-nilai
arsitektur Romawi, Yunani, Yahudi dan Nasrani. Pembangunan Qubbah As
Sakhrah sesungguhnya terinspirasi oleh ajaran islam berupa thawaf yang
pernah dilakukan oleh Siti Hajar, Isteri Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam,
tatkala keliling mencari air untuk minum puteranya, Ismail
‘Alaihissalam. Dari inspirasi itulah, kemudian melahirkan bangunan yang
berbentuk bundar. Selanjutnya, bangunan Qubbah (berbentuk bundar) itu
menjadi ciri khas dari masjid-masjid yang dibangun umat islam dan
menjadi pembeda dari bangunan tempat peribadatan agama lain.
Mesjid
Al Askari di Samarra, Iraq
.
Masjid Al Askari adalah sebuah tempat suci Muslim Syi’ah yang terletak
di kota Samarra,Iraq. Masjid ini merupakan salah satu masjid Syi’ah yang
paling suci di dunia yang dibangun pada 944 M. Kubah emas masjid ini
terakhir dibangun kembali pada tahun 1905. Kubahnya yang menjulang di
kaki langit Samarra, dilapisi dengan 72.000 lapisan emas, ukurannya
kira-kira 20 meter dan tingginya 68 meter.
Pada 22 Februari 2006, pukul 06:55 dua buah bom diledakkan dimasjid ini,
sehingga menghancurkan kubah emasnya dan merusakkan masjid tersebut
hingga parah.
Mesjid
Suneri di Lahore,Pakistan
Ada juga Masjid Suneri di Lahore, Pakistan, dibangun pada tahun 1753
oleh Nawab Syed Bhikari Khan, putra Deputi Gubernur Lahore masa
pemerintahan Muhammad Shah. Masjid yang berukuran 161,5 m x 160,6 m dan
memiliki tiga kubah emas ini merupakan salah satu masjid terbesar di
dunia untuk jamaah di ruang terbuka.
Mesjid
Sultan Omar Ali Saifuddin
.
.
Mesjid Sultan Omar Ali Saifuddin yang dibangun pada tahun 1958 ini
merupakan salah satu masjid termegah di kawasan Asia Pasifik. Kemilau
bangunan masjid ini mampu mendominasi pancaran kaki langit di seluruh
ibukota Brunei Darussalam.
Masjid yang terletak di Bandar Seri Begawan ini berdiri di atas areal
seluas 5 ha. Tinggi masjid cukup fantastis, mencapai 52 m dan siapapun
di Bandar Seri Begawan bisa melihat puncak masjid.
Arsitektur masjid sebenarnya tidak hanya dipengaruhi oleh arsitektur
Islam saja, namun juga dipadukan dengan arsitektur Italia. Meski
mozaiknya adalah IslamAbad Pertengahan, namun banyak bagian yang dibuat
dengan menggunakan keramik kualitas tinggi. Hampir seluruh bahan
didatangkan dari luar negeri, seperti marmer dari Italia, karpet lantai
masjid dari Arab Saudi, batu granit dari Shanghai (China) dan lampu
Kristal dari Inggris.
Kubah masjid yang berbentuk sedikit agak lonjong ini terbuat dari emas
24 karat. Atap masjid berbentuk datar, seperti masjid-masjid di Arab.
Secara keseluruhan, pembangunan masjid ini menghabiskan dana sebesar USD
5.000.000,-
Mesjid
jame’ Asr di Brunei Darussalam
.
Mesjid Jame’ Asr atau yang sering dikenal dengan Bandar Seri Begawan
atau mesjid Sultan Hasanal Bolkiah ini merupakan bagian dari kompleks
Istana Bolkiah, yang didirikanpada pertengahan tahun 1980-an untuk
memperingati 25 tahun Sultan Hasanal Bolkiah berkuasa.
Masjid ini memiliki 29 kubah yang terbuat dari emas murni 24 karat.
Bangunan terletak di tengah taman yang asri seluas 2 ha lebih.
Keseluruhan kawasan masjid ini dipagari dengan kisi-kisi besi dengan
panjang kira-kira 1.082 km. Terdapat lima pintu masuk ke lokasi ini,
disamping dua pintu khusus untuk keluarga kerajaan dan tamu Negara.
Masjid ini memiliki 4 menara yang masing-masing tingginya 189 kaki,
dimana ada sekitar 297 anak tangga pada setiap menara tersebut. Melalui
menara ini, pengunjung bisa melihat pemandangan sekitar masjid dan juga
pemandangan Bandar Seri Begawan dan Kampong Ayer.
Mesjid
Dian Al Mahri di Depok, Indonesia
.
Masjid Dian Al Mahri atau yang dikenal dengan masjid Kubah Emas ini,
berlokasi di Jalan Meruyung-Cinere, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo,
Kota Depok, Jawa Barat. Masjid berkapasitas 20.000 jemaah ini berdiri
kokoh di atas lahan seluas 70 ha dan disebut-sebut sebagai masjid
termegah di Asia Tenggara
Masjid seluas 8.000 m2 ini, dibangun pada April 1999 oleh seorang dermawan dan pengusaha asal Banten, Hj. Dian Juriah Maimun Al Rasyid, istri Drs. H. Maimun Al Rasyid. Arsitekturnya mengikuti tipologi arsitektur Timur Tengah, dengan ciri, kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza) dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif, dengan elemen geometris dan obelisk. Keenam menaranya menjulang setinggi 40 m, berbentuk segi enam dibalut batu granit abu-abu dari italia dengan ornament melingkar, melambangkan rukun iman. Kubah di puncaknya berlapis mozaik emas 24 karat, mengacu bentuk kubah masjid-masjid di Persia dan India. Lima kubah kecil melambangkan rukun islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat dan material dari italia. Pada langit-langit kubah terdapat lukisan langit yang dapat berubah warna dengan teknologi tata cahaya yang diprogram komputer. Relief hiasan di atas tempat imam dari emas 18 karat dan juga pagar di lantai dua serta hiasan kaligrafi langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar berjumlah 168 buah, berlapis bahan prado atau sisa emas. Interior masjid, menghadirkan pilar-pilar kokoh menjulang tinggi, menciptakan skala ruang yang agung. Ruang masjid didominasi warna monokrom dengan unsur utama krem,memberikan karakter yang tenang dan hangat. Di tengah ruang, tergantung lampu dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton, yang pengerjaanyya digarap ahli dari italia.
Masjid seluas 8.000 m2 ini, dibangun pada April 1999 oleh seorang dermawan dan pengusaha asal Banten, Hj. Dian Juriah Maimun Al Rasyid, istri Drs. H. Maimun Al Rasyid. Arsitekturnya mengikuti tipologi arsitektur Timur Tengah, dengan ciri, kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza) dan penggunaan detail atau hiasan dekoratif, dengan elemen geometris dan obelisk. Keenam menaranya menjulang setinggi 40 m, berbentuk segi enam dibalut batu granit abu-abu dari italia dengan ornament melingkar, melambangkan rukun iman. Kubah di puncaknya berlapis mozaik emas 24 karat, mengacu bentuk kubah masjid-masjid di Persia dan India. Lima kubah kecil melambangkan rukun islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat dan material dari italia. Pada langit-langit kubah terdapat lukisan langit yang dapat berubah warna dengan teknologi tata cahaya yang diprogram komputer. Relief hiasan di atas tempat imam dari emas 18 karat dan juga pagar di lantai dua serta hiasan kaligrafi langit-langit masjid. Sedangkan mahkota pilar berjumlah 168 buah, berlapis bahan prado atau sisa emas. Interior masjid, menghadirkan pilar-pilar kokoh menjulang tinggi, menciptakan skala ruang yang agung. Ruang masjid didominasi warna monokrom dengan unsur utama krem,memberikan karakter yang tenang dan hangat. Di tengah ruang, tergantung lampu dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton, yang pengerjaanyya digarap ahli dari italia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar