Sabtu, 21 Juli 2012

Anak Yang Bijak



alya radhiyah : berada di tempat yang tinggi dan pandaisiluet masjid 2siluet masjid 2
annisa zhaafirah : gadis baik lembut dan beruntung
farah salmaa : gembira dan selamat
alisha latif : mulia dan lemah lembut
Callysta anya : kecantikan luar biasa penuh keagungan
Leilani Elysia : bunga dari surga
Maritza latif : Mendapat berkat ilahi lemah lembut
Arfah Kamilia = Gembira, Bunga, suci
Lauzah Yusrin = Berguna, berhasil, Kaya
Nazifa Inani = Bersih Hadapanku
Khairunnisa Kurniaputri = Gadis yang paling cantik
Khalisah Yasmin = Yang jujur, Bunga melur
Syakirah Alif = Yang berterima kasih, Ramah tamah dalam bersahabat
Alifah Balqis : Ramah tamah dalam bersahabat, Ratu istri Nabi sulaiman as
Yusrina Amjad = Kaya, Mulia, kehormatan, kewibawaan
Farisah Afnan = Pahlawan Permohonan yang berbuah
Nazifa Fairuz = Bersih Permata
Valerie Nisrina : Bunga mawar putihKuat
Faustine Alina : Beruntung Terang
Faustine Naurah : Beruntung Bunga
Faustine Nesha Beruntung Murni
Jovita Alina : Periang Terang
siluet masjid 2
Suatu hari, ayah dari suatu keluarga yang sangat sejahtera membawa anaknya bepergian ke suatu negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian, dengan maksud untuk menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang yang miskin. Mereka menghabiskan waktu berhari-hari di sebuah tanah pertanian milik keluarga yang terlihat sangat miskin.

Sepulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada anaknya, “Bagaimana perjalanan tadi?” “Sungguh luar biasa, Pa.” “Kamu lihat kan bagaimana kehidupan mereka yang miskin?” tanya sang ayah.
“Iya, Pa,” jawabnya. “Jadi, apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan ini?” tanya ayahnya lagi.
Si anak menjawab, “Saya melihat kanyataan bahwa kita mempunyai seekor anjing sedangkan mereka memiliki empat ekor. Kita punya sebuah kolam yang panjangnya hanya sampai ke tengah-tengah taman, sedangkan mereka memiliki sungai kecil yang tak terhingga panjangnya. Kita memasang lampu taman yang dibeli dari luar negeri dan mereka memiliki bintang-bintang di langit untuk menerangi taman mereka. Beranda rumah kita begitu lebar mencapai halaman depan dan milik mereka seluas horison. Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit sedangkan mereka mempunyai tanah sejauh mata memandang. Kita memiliki pelayan yang melayani setiap kebutuhan kita tetapi mereka melayani diri mereka sendiri. Kita membeli makanan yang akan kita makan, tetapi mereka menanam sendiri. Kita mempunyai dinding indah yang melindungi diri kita dan mereka memiliki teman-teman untuk menjaga kehidupan mereka.
Dengan cerita tersebut, sang ayah tidak dapat berkata apa-apa.
Kemudian si anak menambahkan, “Terima kasih, Pa, akhirnya aku tahu betapa miskinnya diri kita.”
***
Terlalu sering kita melupakan apa yang kita miliki dan hanya berkonsentrasi terhadap apa yang tidak kita miliki. Kadang kekurangan yang dimiliki seseorang merupakan anugerah bagi orang lain.
Semua berdasar pada perspektif setiap pribadi. Pikirkanlah apa yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Tuhan atas anugerah yang telah disediakan oleh-Nya bagi kita, daripada kuatir untuk meminta lebih lagi.
Sumber email teman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar